BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perguruan
tinggi merupakan lembaga pendidikan yang menempati strata tertinggi dalam
rangkaian jenjang pendidikan. Lembaga ini sebagai wadah bagi mahasiswa untuk
mematangkan potensi yang dimilikinya dengan mengambil salah satu program studi
yang diminati. Program studi yang dipilihnya tersebut diharapkan dapat menjadi
keunggulan tersendiri bagi individu serta sebagai aset bangsa yang siap
memajukan di berbagai bidang.
Oleh
sebab itu, perguruan tinggi berupaya mewujudkan bibit-bibit penerus bangsa
berkualitas secara nyata dengan melaksanakan berbagai upaya strategis bagi
mahasiswanya. Seluruh upaya yang digariskan oleh sebuah perguruan tinggi
seyogianya tidak terlepas dari visi dan misi perguruan tinggi sebagaimana yang
lebih dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tri Dharma Perguruan tinggi
merupakan jargon yang semestinya didengungkan dengan tiga aspek sebagai
acuannya, yakni Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian
Kepada Masyarakat.
Berangkat dari hal di atas,
maka STAIT Jogja dalam menjalankan berbagai programnya tidak terlepas dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu aspek yang dicanangkan oleh STAIT Jogja
ialah Pengabdian Kepada Masyarakat yang sebagiannya tersimpul pada kegiatan PPL
Integratif. PPL Integratif yang dilakukan oleh mahasiswa STAIT Jogja merupakan
program akademik wajib tempuh yang harus dilalui. Istilah Integratif dalam hal
ini sebenarnya nama lain dari kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, sehingga
dapat pula disebut (Kuliah Kerja Nyata) KKN-PPL.
Diterjunkannya mahasiswa
STAIT Jogja ke dalam suatu entitas masyarakat dan unit sekolah tidak lain
merupakan upaya yang cukup strategis. Penunjukan pada unit sekolah tentu tidak
terlepas dari basis yang dipijak STAIT Jogja, yakni pendidikan. Diharapkan
mahasiswa STAIT Jogja dalam menjalani KKN-PPL mampu menyumbang kontribusi yang
berarti pada objek yang ditujunya.
A. Waktu
PPL
Integratif STAIT Jogja pada 2013
mengambil rentang waktu selama satu bulan terhitung dari 26 Agustus sampai
dengan 21 September 2013 serta menerjunkan para mahasiswa ke unit-unit sekolah
yang ditunjuk. Dalam waktu satu bulan tersebut diharapkan dapat digunakan
secara optimal guna menggali berbagai pengalaman positif.
B. Lokasi
Lokasi
penempatan mahasiswa PPL Integratif STAIT Jogja pada tahun 2013 berlokasi di
wilayah Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul. Dari jumlah mahasiswa sebanyak
13 orang dibagi menjadi 2 pos. Pos 1 bertempat di rumah ibu Sutinem dan pos 2
bertempat di rumah bapak Suyata, Dusun Semampir Desa Semugih Kecamatan Rongkop.
Penyusun mendapat tempat di Pos 2 bersama 7 orang.
Adapun
unit sekolah yang penyusun tempati untuk kegiatan PPL ialah di SD Muhammadiyah
Dawung Dusun Kemiri Desa Semugih. Di samping itu, ada 6 unit sekolah lain yang
ditempati rekan-rekan penyusun, yakni :
1. SD Muhammadiyah Gebang
2. TKA ABA II Kerdonmiri
3. TKA ABA IV Semampir
4. TKA ABA V Tirisan
5. TKA ABA XI Baran
6. TKA ABA XVII Saban
C. Pembekalan
Sebelum
pemberangkatan, para mahasiswa terlebih
dahulu dibekali wawasan terkait kegiatan PPL oleh beberapa narasumber dari
perwakilan TK dan SD yang ditunjuk oleh kampus STAIT Jogja. Dengan demikian,
para mahasiswa memperoleh gambaran yang dapat dijadikan rujukan dalam melakukan
kegiatan-kegiatan di tempat yang dituju. Adapun pembekalan dari narasumber
lebih mengarah pada kegiatan PPL di sekolah yang akan ditempati meliputi
pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan gambaran kegiatan
administratif.
Di
samping itu, pengarahan oleh Tim Pengelola PPL Integratif STAIT Jogja, yakni
oleh Bu Endang Pardijatmi, S. Pd turut menambah pengetahuan, terlebih berkaitan dengan kondisi wilayah baik secara
fisik maupun sosial. Ihwal demikian agaknya perlu ditelusuri mengingat keadaan
di kota Yogyakarta sangat berbeda dengan wilayah yang akan ditempati mahasiswa
PPL Integratif STAIT Jogja, yaitu Kabupaten Gunungkidul.
Pada
26 Agustus 2013, tepatnya hari Senin, rombongan mahasiswa PPL Integratif STAIT
Jogja berangkat ke Gunungkidul menggunakan satu buah kendaraan bus. Sesampai di
wilayah Kecamatan Rongkop, para mahasiswa terlebih dahulu mengikuti acara serah
terima mahasiswa PPL Integratif STAIT Jogja di pendopo kantor kecamatan Rongkop
yang dihadiri oleh Camat, Kepala UPTD kecamatan Rongkop dan perwakilan dari
sekolah-sekolah yang akan ditempati.
Pada
acara serah terima tersebut di atas, rombongan mahasiswa disambut cukup hangat
oleh Bapak Camat dan dalam pernyataannya siap mendukung kegiatan-kegiatan KKN
oleh mahasiswa. Kegiatan KKN merupakan cukup penting mengingat bersifat sosial
untuk pembinaan bagi masyarakat di wilayah kecamatan Rongkop yang sangat
membutuhkan sentuhan pembimbingan dalam bidang tertentu.
D. Observasi
1. Sejarah dan Kondisi Sekolah
a. Sejarah Singkat
SD Muhammadiyah Dawung telah
berdiri sejak tahun 1972 yang didirikan oleh 5 orang, yakni Suwandi, Soeharto,
Ngajo, Kartodumejo dan Imam Danuri. Pada awal pendirian, SD Muhammadiyah Dawung
belum memiliki gedung sendiri dan masih menempati rumah orang yang bersedia
ditempati.
Pada 1977 sekolah ini memiliki dan
menempati tanah seluas 576 yang
berlokasi di Dusun Kemiri Desa Semugih sekaligus terdaftar di Dinas Pendidikan
dengan Badan Hukum Nomor 3186/L.2020/DIY-72/77 Tanggal 1 September 1977 serta
mengantongi Nomor Statistik Sekolah (NSS) 102040312036. Pada awal menempati
tanah tersebut, sekolah ini sempat menggunakan bangunan berbilik bambu.
Sekarang, SD Muhammadiyah Dawung sudah memiliki gedung permanen yang terdiri
atas 2 blok bangunan.
Dalam hal jumlah siswa, SD
Muhammadiyah Dawung mengalami pasang surut. Dalam rentang 6 tahun terakhir,
jumlah siswa secara keseluruhan mengalami penurunan hingga Tahun Pelajaran
2012/2013. Akan tetapi, sekolah ini masih menjadi tempat bersandar anak-anak di
lingkungan sekitar untuk menimba ilmu.
b. Kondisi Sekolah
SD Muhammadiyah Dawung terletak lumayan sulit dijangkau, karena
memang harus melewati jalan yang sudah rusak dimakan usia. SD Muhammadiyah
Dawung hanya memiliki 5 ruangan saja yang terdiri dari 2 Gedung. Sebelah timur
terdiri atas 2 ruang dibagi menjadi 3 kelas yang salah satunya masih dibatasi
dengan papan sebagai media pembatas antar kelas. Sedangkan gedung sebelah barat
terdiri 3 Ruangan dibagi menjadi 3 ruang kelas, kantor guru, perpustakaan, dan
dapur. Sedangkan kamar mandi terletak di
samping kantor. Berikut in pembagian ruangan yang ada di SD Muhammadiyah Dawung
1)
Ruang kelas 3,
4, dan 5 (gedung timur)
2)
Ruang kelas 1,
2, dan 6
3)
Ruang guru
4)
Ruang
Perpustakaan
5)
Tiga buah kamar
mandi
6)
Ruang dapur
Kondisi fisik
bangunan masih bagus dan kokoh. Hanya saja beberapa pintu kamar mandi sudah
tidak berfungsi dan dari aspek kebersihan masih terbilang belum memenuhi
kriteria bersih. Hal demikian terjadi lantaran beberapa faktor yang perlu ditanggulangi
serta membutuhkan kesadaran dari pihak sekolahan. Di samping itu, ketersediaan alat-alat
kebersihan masih minim ditemukan.
Terlepas dari
kondisi fisik sekolah, para guru di SD Muhammadiyah Dawung terdapat 2 orang
guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sisanya merupakan guru tetap
yayasan yang insentifnya diambil dari dana yayasan yang menaungi sekolah
tersebut. Adapun para siswanya tidak ditarik biaya Sumbangan Penyelenggaraan
Pendidikan (SPP) dari sekolah. Sekolah hanya mengandalkan dana BOS (Biaya
Operasional Sekolah) yang dicairkan dari pemerintah. Berkaitan dengan denah, profil, program SD
Muhammadiyah Dawung dan lain-lain. (* Terlampir )
2. Kondisi Masyarakat di lokasi
Kecamatan Rongkop merupakan salah satu
kecamatan yang terletak paling timur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Secara topografi wilayah kecamatan Rongkop
berada di zona selatan yang masih menjadi bagian rantai pegunungan seribu yang
pada umumnya membentang di sebagian besar wilayah kabupaten Gunungkidul bagian
selatan. Mengingat pegunungan seribu termasuk kawasan karst, maka sudah menjadi
ciri khas bahwa dalam mencari sumber air di wilayah ini sangat sulit. Dengan
demikian, pengembangan potensi tanah untuk pertanian kurang optimal, dan hanya
beberapa jenis tanaman saja yang dapat diandalkan, salah satunya singkong.
Kondisi fisik
Gunungkidul yang khas tersebut di atas ternyata berdampak pula pada kondisi
masyarakat secara sosial dan budaya. Bentuk wilayah atau fisografi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi pola kehidupan sosial budaya pada
masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan salah satu instrumen penting dalam
pembangunan yang digagas pemerintah setempat, hal ini terkait perencanaan,
sasaran, dan capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya
masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat tradisional yang masih memegang teguh
budaya luhur warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan pembangunan,
pemerintah berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial budaya agar dapat
berimprovisasi dengan kultur masyarakat yang ada.
Secara ekonomi, masyarakat
Gunungkidul sebagian besar bertani singkong dan beternak. Seolah kedua mata
pencaharian tersebut sudah menjadi ciri khas tersendiri. Kendatipun demikian,
kabupaten Gunungkidul termasuk wilayah yang laju ekonominya paling lambat
dibanding wilayah kabupaten lain di lingkup provinsi DIY.
BAB
II
PELAKSANAAN
PPL
A. Kegiatan Mengajar
1.
Kurikulum
Struktur
Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata
pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan
dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani,
olahraga dan kesehatan.
Struktur kurikulum SD
Muhammadiyah Dawung meliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam
tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI.
Struktur kurikulum SD
Muhammadiyah Dawung disusun
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran meliputi
lima kelompok mata pelajaran sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) dan Kurikulum perguruan Muhammadiyah
sebagai berikut :
a.
Kelompok mata pelajaran Al Islam, Kemuhammadiyahan dan akhlak mulia.
b.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d.
Kelompok mata pelajaran estetika
e.
Kelompok mata pelajaran jasmani olah raga dan kesehatan.
Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No.
|
Kelompok Mata Pelajaran
|
Cakupan
|
1.
|
Al Islam dan
Kemuhammadiyahan
|
Kelompok mata pelajaran Al Islam dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama, menumbuh kembangkan akidah Islam,
mewujudkan insane yang bertaqwa dan beraklhaqul karimah, dan dapat menjadi
pelopor dan pelangsung amal usaha Muhammadiyah.
|
2.
|
Kewarganegaraan dan
Kepribadian
|
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk
wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum,
ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kuluasi, dan
nepotisme.
|
3.
|
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
|
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dimaksudkan untuk
mengenal , menyikapi, dan mengapresiasi ilimu pengetahuan dan teknologi,
serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif, dan mandiri.
|
4.
|
Estetika
|
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan
dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi danmengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual
sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
|
5.
|
Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
|
Kelompok mata pelajaran jasmani olah raga dan kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat. Budaya hidup dehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat
yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan
seperti keterbatasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba. HIV/AIDS, demam, berdarah, muntaber,
dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
|
Selanjutnya dalam Kurikulum Perguruan
Muhammadiyah dijelaskan bahwa :
1)
Kelompok mata pelajaran Al Islam, Kemuhammadiyahan dan akhlak mulia di SD dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan
dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. Kelompok pelajaran Al
Islam terdiri dari ; Akhlak, Ibadah, Akidah, tarekh, dan Alqur’an serta
memahami persyarikatan dengan mata pelajaran Kemuhammadiyahan.
2)
Kelompok Mata Pelajaran Kemuhammadiyahan dilaksanakan dengan pengenalan dan
pemahaman sejarah persyarikatan muhammadiyah, organisasi Ortonom, dan pemahaman
fungsi kelembagaan dalam struktur organisasi muhammadiyah.
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 7
1)
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa,
seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
2)
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, keterampilan/kejujuran, dan muatan lokal yang relevan.
3)
Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lukal yang relevan.
4)
Kelompok mata pelajaran jasmani olah raga dan kesehatan dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengetahuan alam, muatan lukal yang relevan.
Komponen muatan lokal dan pengembangan diri
merupakan bagian integral dari struktur kurikulum dan dikembangkan sendiri oleh
sekolah. Struktur kurikulum ini meliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 (enam)
tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI.
Struktur Kurikulum SD Muhammadiyah Dawung disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :
a.
Kurikulum SD Muhammadiyah Dawung memuat 8 mata pelajaran, 3 muatan lokal, 1 mata
pelajaran persyarikatan dan pengembangan diri.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri kas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang
ada.
Pengembangan
diri bukan merupkan mata pelajaran yang harus diajarkan oleh guru. Pengembangan
diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakuakan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
b.
substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA terpadu dan IPS
terpadu.
c.
Pembelajaran pada kelas I sampai dengan III dilakukan melalui pendekatan
tematik, sedangkan pada kelas IV sampai VI dilaksanakan melalui mata pelajaran.
d.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah
maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e.
Alokasi waktu satu jam pembelajaran
1)
Kelas I, II, dan III adalah 30 menit /jam pelajaran
2)
Kelas IV, V, dan VI adalah 35 menit/ jam pelajaran
f.
Minggu efektif dalam satu tahun
pelajaran adalah 38 minggu.
Strutur kurikulum SD Muhammadiyah Dawung disajikan pada tabel berikut :
No
|
MATA PELAJARAN
|
KELAS /
ALOKASI WAKTU
|
KET.
|
|||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
|||
1
|
Al-Islam
|
5**
|
5**
|
5**
|
5**
|
5**
|
5**
|
|
2
|
PKn
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
3
|
Bahasa
Indonesia
|
6
|
6
|
5
|
5
|
5
|
5
|
|
4
|
Matematika
|
6
|
6
|
5
|
5
|
5
|
5
|
|
5
|
IPA
|
3
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
|
6
|
IPS
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
7
|
SBK (Seni
Budaya & Ketrampilan)
|
2
|
2
|
2
|
4
|
4
|
4
|
|
8
|
Penjaskes
|
2
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
|
9
|
Kemuhammadiyahan
|
0
|
0
|
2**
|
2**
|
2**
|
2**
|
|
10
|
Bahasa Arab
|
-
|
-
|
-
|
2
|
2
|
2
|
|
11
|
Muata Lokal
a.
Bahasa Jawa
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
b.
Bahasa Inggris
|
-
|
-
|
2
|
2
|
2
|
2
|
||
c.
PKK
|
2
|
2
|
2
|
2
|
||||
JUMLAH JAM
PERMINGGU
|
31
|
31
|
38
|
42
|
42
|
42
|
||
PENGEMBANGAN
DIRI
|
2*
|
2*
|
2*
|
2*
|
2*
|
2*
|
* :
Ekuivalen 2 Jam Pelajaran
**:
Mengacu pada kurikulum Perguruan Muhammadiyah
2. Pembuatan RPP
Guru selayaknya dapat memahami tentang semua aktivitas teknik
menyangkut pembelajaran secara baik. Tidak hanya itu, penting juga informasi
tentang standar kompetensi yang seharusnya dimiliki guru sendiri. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran, maka sudah pasti dibutuhkan perencanaan
pembelajaran yang baik. Dan oleh karena itu penyusun juga menyusun berupa
RPP sebagai panduan guru dalam mengajar di kelas. Lembar RPP khususnya
pelajaran IPA dan Matematika (**Terlampir).
3. Pembuatan Media Pendidikan
Pembuatan media pendidikan yang
kami buat terfokus pada hiasan kelas yang memang masih minimnya media
pendidikan berupa gambar khususnya untuk kelas IV. Sehingga pembuatan hiasan
kelas yang kami adakan bisa menambah antusias siswa dalam belajar dikelas dan
memberikan rasa nyaman ketika di kelas. Menilik kembali usia anak SD yang
memang masih butuh banyak dorongan eksternal sehingga memang sangat perlu
diadakannya media pendidikan demi mewujudkan semangat siswa dalam belajar
khususnya dikelas.
Berikut beberapan hiasan yang dipasang
dikelas IV
1) Pengetahuan Alam berupa gambar
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, bagian-bagian bunga, metamorfosis
kupu-kupu.
2) Matematika, mengenal cara operasi
hitung.
3) Penyediaan tempat untuk menempel
hasil karya, sehingga menaruh harapan dengan disediakanya sarana tersebut bisa
memunculkan keinginan anak untuk selalu berkarya.
4) Penulisan hadits tentang amal yang
paling utama.
** Gambar terlampir
4. Praktek Mengajar
Sesuai hasil kesepakatan dengan
pihak sekolah yaitu kepala sekolah Bapak Edi Echwanto bahwa kegiatan mengajar
terfokus pada kelas IV dalam mata
pelajaran IPA dan matematika walaupun pada prakteknya mahasiswa diberi
kebebasan untuk mengajar materi lain seperti IPS, SBK, bahasa arab dan
penjaskes. Selain itu juga mahasiswa diberi keleluasaan untuk mengajar dikelas
lain jika memang kelas yang lain sedang kosong dan bahkan pernah mengajar dua
kelas sekaligus. Walaupun demikian kegiatan mengajar tetap difokuskan di kelas
IV pada mata pelajaran IPA dan matematika.
**** Terlampir : Daftar Hadir, lembar
Obsrvasi, Bimbingan dll.
Perlu diketahui bersama dalam pelaksanaan
mengajar ada faktor pendukung dan penghambat dalam proses mengajar.
1) Faktor Pendukung
-
Antusiasnya para siswa ketika belajar.
-
Keharmonisan hubungan antara pegawai, guru dan kepala
sekolah dengan mahasiswa PPL.
-
Keterbukaan pegawai, guru dan kepala sekilah dengan
mahasiswa PPL.
-
Disiplinya para siswa ketika bel berbunyi tanda masuk
semua siswa segera menuju ke kelas masing-masing yang dilanjutkan berdoa
dipimpin oleh ketua kelas tanpa harus ada komando dari wali kelasnya.
-
Budaya salam, salim, senyum diantara guru dan murid
-
Tingginya rasa hormat siswa pada guru sehingga anak patuh
terhadap apa yang dikatakan oleh guru.
2) Faktor Penghambat
-
Kurang mahirnya mahasiswa PPL menggunakan bahasa jawa.
-
Kurangnya sarana dan prasarana.
-
Kurangnya siswa yang terlibat
dalam kegiatan pembelajaran
-
Adanya siswa yang kurang
bersemangat karena perbedaan latar belakang.
-
Adanya siswa yang enggan bertanya
tentang materi yang belum dimengerti.
B. Kegiatan persekolahan
1. Administrasi
Melihat kondisi kelas yang masih
bersih dari struktur organisasi kelas maka dari itu penyusun membantu siswa
kelas IV membuat susunan kepengurusan kelas dan pembuatan jadwal piket. Dari
pengadaan itu diharapkan siswa mengetahui hak dan kewajiban yang mesti dijalani
oleh setiap individual.
2.
Kesiswaan/
Ekstra kurikuler
1)
TPA
Kegiatan penunjang siswa merupakan salah satu
alat bantu sekolah yang memang dibutuhkan oleh setiap siswa – siswinya demi
terciptanya siswa yang berkarakter dengan diadakanya kegiatan TPA setiap hari
jum’at dari pukul 14.00 – 15. 00 yang diikuti oleh siswa kelas IV, V dan VI.
Kegiatan inipun disambut dengan antusias oleh semua siswa. Materi yang
disuguhkanpun materi yang ringan sehingga siswa tidak merasa keberatan
dibanding dengan materi pelajaran di sekolah.
** Gambar terlampir
2)
MABIT
Dalam akhir kegiatan ini mahasiswa
mengadakan MABIT (Menambah Iman dan Taqwa) yang diselenggarakan pada hari
sabtu, 21 September 2013 mulai pukul 16.30 – 07.00 Minggu pagi, yang bertempat
di SD Muhammadiyah Dawung. ** Gambar terlampir
3)
Lomba antar kelas
Perlombaan
ini kita tunjukan sebagai bentuk apresiasi mahasiswa kepada murid yang memang
memiliki potensi yang bisa diasah, sehingga anak-anak lebih antusis dalam
belajar. Beberapa lomba yang kami selenggarakan sebagai berikut :
a)
Lomba mengambar yang diikuti oleh
semua siswa dari kelas I – kelas VI
b)
Lomba CCP (Cerdas Cermat
Pelajaran) yang diikuti oleh kelas IV – kelas VI
c)
Lomba Kaligrafi di ikuti oleh
kelas VI
Demikian
beberapa kegiatan yang berhasil kita selenggarakan di SD Muhammadiyah Dawung.
Semoga banyak manfaat yang dapat diambil.
3.
Keguruan
Mengenai bab ini penyusun ingin menyampaikan tentang sosok guru
sekaligus wali kelas IV dalam karirnya di SD Muhammadiyah Dawung. Berikut ini
biodata Ibu Endang Dwi Rahayu.
Nama Lengkap :
Endang Dwi Rahayu
Tgl. Lahir :
21 Mei 1978
Lama mengajar :
Sejak 2008 s/d sekarang di SD Muhammadiyah Dawung
Motivasi mengajar :
Mencerdaskan anak-anak di daerah dawung
Harapan kedepan :
Perubahan yang lebih baik dan menjadi yang terdepan.
Kendala dalam mengajar :
Kurangnya motivasi kepada anak dari pihak orang tua.
Kemudian Pada tanggal 14 September 2013 para guru mengadakan rapat
pleno guna pemaparan laporan dan pengumuman dari dinas pendidikan setempat yang
disampaikan kepala sekolah, salah satunya terkait laporan pertanggungjawaban
dana BOS. Selain itu sekaligus presentasi dari mahasiswa PPL tentang kegiatan
bermalam di sekolah. Dengan harapan, ada masukan dari beberapa guru yang hadir
dalam rapat.
4.
Alat peraga dan Permainan
Minimnya waktu yang kami miliki
menjadi kendala yang menyebabkan kurang maksimalnya dalam pengadaan alat peraga
sehingga kami hanya membuat mading dan hiasan untuk sekolah. Walaupun demikian
kami menaruh harapan besar semoga bisa dimanfaatkan dengan pengadaan mading dan
hiasan kelas tersebut. Akan tetapi lain halnya dengan permainan, kami banyak
menggunakan aneka permainan ketika di sekolah. Berikut ini daftar permainan
yang kami terapkan di SD Muhammadiyah Dawung.
1)
Kumbang kupu-kupu mengasah motorik kasar anak dan melatih
daya konsentrasi.
2)
Gajah semut melatih otak kanan dan kiri serta melatih
daya konsentrasi.
3)
Menjawab pertanyaan jika salah hukumanya bertanya ke adik
kelas dan dicoret mukanya dengan tepung. Permainan memiliki fungsi untuk
membangkitkan jiwa belajar pada siswa karena malu jika bertanya pada adik kelas
dengan muka dicoret.
5.
Sarana dan Prasarana
1. Ruang kantor
Memiliki
fungsi sebagai pusat pengontrol semua kegiatan di sekolah. Walaupun demikian
tata ruang yang belum sempurna dan memang menjadi maklum dengan terbatasnya
ruangan kantor, mau tidak mau dalam penataan ruang meja guru dengan yang lain
harus digabung menjadi satu hal ini berdampak pada fungsi kantor yang belum
maksimal. Karena seharusnya setiap setiap guru memiliki meja kerja sendiri guna
memudahkan dalam menyelesaikan tugasnya.
2.
Ruang kelas
Dilihat
secara global memang ruang kelas belum memenuhi standar karena kami masih
melihat ruangan yang seharusnya untuk 1 kelas dibagi menjadi 2 kelas. Kondisi
ini memaksa siswa dan guru mau tidak mau tetap seperti itu untuk sementara
waktu karena memang dari pihak yayasan belum bias menyediakan tempat yang memenuhi
standar.
3.
Ruang Dapur dan UKS
Tidak
jauh berbeda dengan ruang dapur sekaligus UKS yang dijadikan satu hanya
dibatasi bilik. Pemandangan semacam ini menjadi hal yang wajar bagi para siswa SD Muhammadiyah Dawung
dikarenakan keterbatasan ruangan.
4.
Tiga buah kamar mandi
Dari segi jumlah memang sudah
terpenuhi jikalau hanya untuk kebutuhan 53 siswa. Akan tetapi dari jumlah
kuantitas itu tidak ada jaminan akan kualitasnya sebab dari jumlah empat
ruangan tersebut hanya ada satu kamar mandi yang berfungsi, itupun dengan
kondisi yang memprihatinkan. Kondisi yang sudah seperti itu diperparah dengan
keadaan kamar mandi yang kotor dan menimbulkan bau yang menyengat. Hal ini
sangat mengganggu ketika proses KBM berlangsung khususnya bagi ruangan yang
dekat dengan kamar mandi.
5.
Ruang Perpustakaan
Fungsi ruang perpustakaan belum
memadai dengan kebutuhan siswa yang haus akan ilmu pengetahuan menjadi kendala
para siswa di SD Muhammadiyah Dawung dalam meningkatkan kualitas lulusan.
Sehingga berdampak pada siswa yang hanya menerima ilmu dari guru saja.
C. Kegiatan Sosial
1.
TPA
Di lingkup tempat tinggal para mahasiswa, tepatnya di Dusun
Semampir Desa Semugih kecamatan Rongkop diselenggarakan beberapa kegiatan
setiap sore pukul 15.30, yaitu salah satunya TPA untuk anak-anak usia TK sampai
dengan SMP di Musholah Nurul Huda. Adapun hari pelaksanaan setiap Selasa, Kamis
dan Sabtu.
Materi yang disampaikan meliputi Fikih, Hadits dan Tajwid. Dengan
diadakannya kegiatan TPA diharapkan para santri dapat tersentuh kesadarannya
serta antusias dalam beribadah sesuai dengan tuntunan yang disyari’atkan.
Penyampaian yang mudah ditangkap dan humoris merupakan strategi yang baik agar
para santri tidak terlalu kaku dalam mengikuti belajar mengaji. Terbukti, para
santri cukup antusias dalam menerima materi serta tanpa merasa terkurung dalam
menampakkan ekspresinya.
Dalam penutupan kegiatan TPA yang kami adakan selama ≤ 1 bulan kami
mengadakan beberapa perlombaan yang diadakan pada hari Minggu, 22 September
2013 pukul 16.00 – selesai. Berikut rincian perlombaan yang kami selenggarakan.
Lomba untuk usia SD meliputi :
1)
Lomba
menggambar.
2)
Lomba membuat
yel-yel.
3)
Lomba merangkai
kata.
4)
Lomba
memindahkan bola dengan tali.
5)
Lomba
memindahkan pulpen dengan menggunakan mulut.
Lomba untuk usia TK meliputi :
1)
Lomba menggambar.
2)
Menghitung
kapur berdasarkan warna.
*** Gambar terlampir
2.
Pengajian
Kegiatan pengajian yang diadakan mahasiswa KKN berupa kultum setiap
ba’da maghrib di mushola Nurul Huda – Semampir – Semugih – Rongkop – Gunung
Kidul. Materi yang disampaikan berfokus untuk memotifasi anak-anak agar giat
belajar dan rajin pergi ke Masjid.
Pada kesempatan lain mahasiswa juga ikut dalam kegiatan membaca Al Qur’an
bersama dengan warga sekitar. Yang pertama,
dirumah warga dan yang kedua, ditempat kita singgah yaitu bapak Dukuh
Semampir – Semugih – Rongkop – Gunung Kidul.
*** Gambar terlampir
3.
Bimbel
Tidak jauh berbeda dengan TPA, penyelenggaraan bimbel (bimbingan belajar)
terletak pada waktu dan substansi materi. Pelaksanaan yang ditentukan pada
Senin, Rabu dan Jum’at ini membimbing anak-anak ketika kesulitan dalam menerima
pelajaran di sekolah. Pada kegiatan ini, anak-anak memanfaatkan untuk
berkonsultasi tentang pelajaran di sekolah serta mereka diberi pengarahan dalam
memecahkan soal-soal pelajaran.
4.
Seminar Pendidikan
Kegiatan ini ditujukan untuk para guru TK dan SD dengan pengambilan
tema “Melejitkan Potensi Anak Didik dengan Penanganan yang Sesuai untuk Peningkatan
Kualitas Generasi Bangsa di era Globalisasi”. Narasumber dalam acara ini
ialah Ibu Dra. Yami Rodiah yang memaparkan tentang bagaimana menangani anak
tanpa melakukan hal-hal yang dianggap mengintimidasi.
Acara ini diselenggarakan pada 18 September 2013 di aula kantor
Kecamatan Rongkop. Peserta yang hadir sejumlah 72 yang datang dari perwakilan
sekolah TK dan SD di kecamatan Rongkop.
*** Gambar terlampir
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
A.
Permasalahan
Selama ≥ 1 bulan kita mengadakan
kegiatan PPL Integratif tentunya banyak
kendala yang dialami oleh mahasiswa. Adapun kendala yang ditemui dalam kegiatan
PPL Integratif di Kecamatan Rongkop antara lain sebagai berikut :
1.
Di Sekolah
a.
Kurangnya
sarana dan prasarana seperti alat-alat kebersihan, media mading dan fasilitas
kamar mandi yang beberapa bagian rusak.
b.
Kurangnya
kebersihan ruang kelas
c.
Kurang
optimalnya pemanfaatan ruang perpustakaan
d.
Kehadiran guru
yang kerap datang terlambat.
2.
Di lingkungan
masyarakat
a.
Kurang perhatiannya
masyarakat terhadap kemakmuran tempat ibadah
B.
Solusi
pemecahan
1.
Di Sekolah
a.
Penyediaan
alat-alat kebersihan dan fasilitas kamar mandi perlu diperhatikan dengan
koordinasi segenap warga di sekolah khususnya guru dan karyawan. Hal ini
berkaitan dengan pelayanan prima yang merupakan aspek yang tidak dapat
diremehkan.
b.
Para siswa
perlu disosialisasikan agar menjaga kebersihan dan penjadwalan piket yang
sungguh-sungguh diimplementasikan secara nyata. Bila perlu, konsekuensi
terhadap pelanggar di tegakkan.
c.
Sosialisasikan
dan diwajibkan para siswa untuk membaca buku pada waktu tertentu.
d.
Perlu kesadaran
bersama untuk kesuksesan siswa dalam pendidikan.
2.
Di lingkungan
masyarakat
a.
Perlu adanya
program kegiatan pengajian rutin yang diselenggarakan di Masjid oleh pengurus
takmir.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan yang berhasil disokong
oleh keterpaduan peran orang tua dan pihak sekolah yang saling mendukung satu
dengan yang lain tanpa ada rasa duka.
2. Pendidikan adalah satu-satunya
jalan menuju kualitas manusia yang paling tinggi dengan mengembalikan fitrah
seutuhnya. Dan dengan pendidikan manusia mampu bersaing dan mengikuti arus globalisasi yang terus
merongrong kehidupan manusia.
3. Semua kegiatan yang mahasiswa
adakan seperti TPA, bimbel, dan seminar merupakan suatu alat dalam menunjang
kualitas SDM yang lebih baik dan meningkatkan mutu pendidikan.
B. Saran
Tanpa mengurangi hormat terhadap jajaran pimpinan dan staf SD
Muhammadiyah Dawung. Penyusun mengutarakan beberapa saran sebagai wujud
kepedulian terhadap pendidikan di indonesia serta demi kemajuan SD Muhammadiyah
Dawung yaitu :
1.
Selalu motivasi
anak didik dengan penyampaian yang menunjukan kasih sayang guna tercipta
kedekatan sehingga anak didik antusias dalam mendalami suatu unit ilmu.
2.
Selalu introspeksi
terhadap apa yang telah dipersembahkan kepada anak didik baik dari sikap dan
pelayanan yang telah diberikan yang selanjutnya dirancang perbaikan dan
implementasi hal-hal yang konstruktif.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gunungkidulkab.go.id (diakses pada 25 September 2013
pukul 21.00 WIB).
http://wirmanvalkinz.blogspot.com/2013/01/contoh-laporan-ppl-kelompok-beserta.html
LAMPIRAN
§ Denah –
Profil – Struktur – Kalender Pendidikan – Jadwal Pelajaran – Program tahunan
dll.
§ * Kegiatan
Mengajar
-
RPP
-
Pembuatan Media Pendidikan
-
Praktek Mengajar
§ **Kegiatan
Persekolahan
-
Kesiswaan
-
Alat peraga dan
permainan
§ ***
Kegiatan Sosial
-
TPA
-
Pengajian
-
Bimbingan Belajar
-
Seminar Pendidikan
§ **** Daftar Kegiatan Mahasiswa PPL
– KKN
-
Daftar Hadir
-
Lembar Observasi
-
Daftar Kegiatan Praktek Mengajar
-
Lembar Bimbingan Praktek Mengajar
-
Daftar Kegiatan Praktek Persekolahan
-
Lembar Penilaian Guru